skip to main |
skip to sidebar
DIBALIK TOPENGMU (Bagian satu)
By Aling (FIKSI)
Lagu Ruth Sahanaya, terdengar dari suara ponselku. Tanda sms masuk. Kulihat siapa yang mengirim sms untukku dijam kerja begini.
"Lia, nanti sore sepulang kerja, aku jemput ya.Tunggu aku."
SMS dari Lio. Laki-laki yang aku kenal kurang lebih sebulan yang lalu, diacara ulang tahun ketujuh belas tahun adik sahabat karibku, Sofia. Lio dan Sofia dulunya adalah teman sekampus dan sekarang mereka adalah teman sekantor.
Menurut penilaianku, dari perkenalan singkat itu, Lio adalah laki-laki yang sangat ramah dan kocak. Tampangnya yang cool, berkulit putih, berambut gondrong ala pemain film Taiwan Meteor Garden. Ditambah senyuman khasnya, dengan kedua lesung pipitnya membuat hati siapapun ciut dibuatnya, membuatku tak berpikir panjang menyebutkan no hpku setelah dia menyodorkan selembar kartu namanya.
###
Dua atau tiga hari sekali,dia selalu menjemputku sepulang kerja, dengan hadiah coklat,boneka kecil ataupun serangkai bunga mawar, anggrek ataupun bunga matahari kesukaanku. Kalau bunga itu tidak layu...ataupun bunga yang hidup yang ditanam dalam pot,aku yakin, kamar kostku sudah mirip Taman Bunga Yamingsan yang menjadi taman kebanggaan masyarakat Taiwan.
Perlakuannya yang begitu baik, membuatku terbuai olehnya dan membuatku tak pernah menolak setiap ajakannya untuk bertemu ...walaupun sesungguhnya dalam hatiku, tak ada rasa cinta dengan cowok sempurna ini, dan aku tak bisa jatuh cinta padanya karena hatiku pernah disakiti seseorang dimasa lalu.
Hubungan kami tanpa kepastian apapun ,tapi aku hanya menganggapnya sebagai sahabat dan salahku memang karena sedikit niat untuk memanfaatkan kebaikan-kebaikannya. Lio pun tak pernah mengucapkan kata cinta padaku. Oleh karena itu aku tidak merasa terbebani, dengan hubungan ini, walaupun aku tahu dia selalu mengistimewakanku. Tapi, kadang hadir juga curiga dalam hatiku, ada apa dibalik semua kebaikannya?
Setelah melihat jam dipergelangan tangannku, kucepat-cepat menyelesaikan tugasku hari ini, sehingga aku bisa pulang seperti biasa tanpa harus membawa tugas-tugas ini untuk dikerjakan dirumah. Laporan dan riset akhir tahun, memang hampir menguras banyak pikiranku. Karena malam ini, Lio akan mengajakku keluar yang aku tidak tahu sampai jam berapa baru sampai dikostku.
Lagu Ruth Sahanaya terdengar lagi dari suara ponselku, saat aku didalam Lift, hendak pulang. Kuambil ponsel dari tasku, dan kulihat tulisan yang tertera disana,sama dari Lio juga.
"Lia, aku sudah sampai ditempat parkir kantormu, aku tunggu kamu ya!"
Setelah dilantai dasar aku cepat-cepat melangkah, menuju tempat yang dikatakan oleh Lio. Melihat kedatanganku, dia turun dari mobilnya, dan membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan aku masuk. Setelah duduk dan aku memasang sabuk pengaman dengan baik, dan saat mobilnya hendak meluncur, dia memberikanku sebuah kado lagi, sekotak coklat kegemaranku.
"Thanks ya, Lio", kataku sambil membuka bungkusan coklat itu, dan hendak memberinya ke Lio. Lio hanya mengigit sedikit dan mengembalikannya padaku. Karena dia kurang doyan coklat.
###
Mobil kami meluncur kedaerah Pantai. Tapi aneh, kok tiba-tiba mobil kami masuk kesebuah tempat, Hotel Samudera. Saat kutanya, Lio bilang, kami akan makan malam disana.A ku mulai sedikit curiga...walaupun kutahu, dihotel ini meyajikan makan, minum dan karoeke.
Saat masuk kerestoran, Lio mengenggam tanganku,dan akupun tak berusaha melepasakan genggamannya, karena aku takut membuat Lio tersinggung apalagi disekitar kami ada beberapa karyawan hotel berjalan kian kemari, melihat apakah pengunjung ada yang perlu dibantu ataupun sekedar mengucapkan Selamat Datang kepada setiap pengunjung.
Wah ternyata didalam restoran, suasana begitu tenang, diiringi alunan lagu-lagu yang romantis, dan kulihat ada beberapa pasangan yang menikmati makan malam sambil berbincang-bincang dengan suara yang kecil, sekali-kali terdengar cekakak-kikik mereka (aku tak tahu dan tak bisa menebak, apa yang mereka bicarakan, hanya tergurat senyum diwajah mereka). Rasa curigaku pada Lio, akhirnya pelan-pelan hilang juga.
###
Sekali...dua kali...entah sudah berapa puluh kali Lio mengajakku kesini. Karena sebelumnya ngak pernah terjadi apa-apa ...ya aku enjoy-enjoy saja. Aku selalu menurut dan tak pernah membantah kalau diajak Dia kesini. Selain makanannya enak-enak, panorama pantai inilah yang membuat aku merasa terpanggil untuk datang ketempat ini, karena setelah makan biasanya kami akan menikmati heningnya malam, bersama bintang-bintang,l ampu perahu nelayan dikejauhan,a taupun melihat orang berkemah ria, ditepi pantai ini.
Hari ini, hari ulang tahun Lio. Dia juga mengajakku ke Hotel samudera ini. Aku sengaja berdandan agak rapi dan lebih menarik dari biasanya. Aku pikir untuk menghormati yang lagi ulang tahun. Dan aku mengira dia akan mengundang teman-temannya untuk merayakan ulang tahunnya, ternyata hanya dirayakan kami berdua.
Karena dia ulang tahun, malam ini setelah makan kami meneruskan acara di karoeke. Kami bernyanyi dengan sangat gembira, sambil menikmati makanan dan minuman yang dipesan Lio. Lio memesan beberapa kaleng bir untuknya, juice untukku, serta beberapa macam snack.Setelah waktu cukup malam,aku merasa agak lelah,dan mengajak Lio pulang.
Lio pun menganggukan kepala tanda setuju dan kami memutuskan untuk pulang,sebelum pulang aku merasa ingin pipis, akhir aku ketoilet dulu sebelum pulang. Setelah aku keluar dari toilet, gantian Lio yang ke toilet. Sambil menunggu Lio, aku menyedot sisa juice sampai habis, aku kira daripada mubajir, sambil meletakkan tas tanganku kepundakku, bersiap-siap untuk pulang.
Aneh setelah selang beberapa saat, kepalaku terasa sedikit pusing, akhirnya aku minta Lio mempercepat laju kecepatan kendaraannya.
###
Rupanya semalaman, aku tak sadarkan diri dan pagi ini aku baru bangun. Sambil mengingat-ngingat bagaimana aku bisa sampai dikamarku ini. Tapi aku benar-benar tak ingat apapun juga...
"Heran", kataku sembil menggelang-gelengkan kepala.
Tiba-tiba, aku tersentak kaget. Kulihat sepreiku ada bercak merah tertinggal...dan kuraba tubuhku, tak sehelai pakaianpun disana. Aku mengigil ketakutan tak tahu apa yang mesti aku lakukan ...akhirnya aku hanya bisa menangis histeris. Menangis atas penyesalan dan kebodohanku.
Aku baru sadar. Rupanya semua sudah diatur Lio, dengan baik. Saat aku ketoilet dia menaburkan obat sehingga aku tak sadarkan diri setelah kurang lebih 1 jam meminumnya dalam campuran juiceku. Obat itu....benar-benar menguasaiku, sehingga aku tidak tahu apa yang terjadi setelah aku dibuai dan dikuasai obat yang aku tidak tahu apa namanya sehingga aku tidak tahu sama sekali, apa yang dilakukan Lio.
Kuambil ponselku dan kucoba menghubungi Lio. Ponselnya tak bisa dihubungi. Aku terduduk lemas disudut tempat tidurku dan berusaha meraih selimut, membungkus tubuhku yang tanpa sehelai benangpun ,...air mataku mengalir begitu deras, menangisi kebodohan dan kekonyolanku.
Apa yang harus aku lakukan, menceritakan hal ini pada Sofia, aku takut malah ditertawa ataupun dianggapnya hina?
Membiarkan perbuatan ini terjadi tanpa pertangguh jawab aku juga tidak bisa terima!
Tapi aku juga tak mungkin hidup bersama laki-laki yang pernah menghancurkan hidup, hati dan tubuhku.
Aku hanya bisa mencoba menenang diri sambil menyusun strategi untuk membalas dendam atas perbuatan Lio yang laknat kepadaku.
Ternyata dibalik tompeng kesempurnaannya,dia memiliki hati yang berulat. Hati yang benar-benar kotor. Dibalik kebaikannya ternyata menyimpan maksud yang tak kusadari.
Hancur sudah diriku...luluh latak sudah tubuhku...dan aku lekas-lekas kekamar mandi, lalu menguyur seluruh tubuhku dengan air...berharap tubuhku bisa bersih...dan terus kusiram...kusiram...kusiram...tapi noda itu tak mungkin terhapus...tak mungkin hilang....lemas sudah diriku.
Aku...benar-benar membeci laki-laki itu...aku benci .......benci....benci....kuberteriak kuat-kuat didalam kamar mandi.
Taiwan,14 Desember 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar